SaberPungli com – Tanggamus (Lampung), Harapan panjang warga Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, akhirnya mendapat secercah cahaya. Dalam rapat pembahasan rencana pembangunan bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Suaidi, kabar tentang pembangunan jalan tembus layak mulai menyeruak, bak oase di tengah dahaga panjang.
Selama puluhan tahun, warga di delapan pekon bagian selatan Pematangsawa hanya bisa menatap jalan setapak penuh lumpur, yang lebih menyerupai lorong penderitaan daripada jalur peradaban. Seakan pungguk merindukan bulan, keinginan akan akses layak selalu kandas di tengah janji yang menggantung. Namun, kali ini harapan itu mulai berubah wujud—tak lagi sekadar mimpi, melainkan janji yang berpotensi nyata di bawah kepemimpinan Bupati Tanggamus, Moh. Saleh Asnawi.
Optimisme baru pun muncul. Senyum-senyum yang lama terbenam di wajah masyarakat kini perlahan merekah. Mereka melihat, ada secercah kemungkinan bahwa beban isolasi akan berganti dengan denyut kehidupan yang lebih maju. Jalan tembus yang direncanakan bukan sekadar beton dan aspal, melainkan urat nadi ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta harga diri masyarakat pesisir paling selatan Tanggamus.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Sekdakab Suaidi, turut dihadiri Sekretaris Inspektorat Gustam, Kepala BPBD Irvan Wahyudi, Camat Pematangsawa Syaifuddin Sarip, serta sembilan kepala pekon: Waynipah, Teluk Brak, Karang Brak, Tirom, Kaurgading, Way Asahan, Martanda, Tampangmuda, dan Tampangtua, Rabu (17/09/25).
Rencana jalur baru itu akan dibuka dari arah Waynipah menuju Pekon Tampangtua. Jalur setapak sempit yang selama ini menjerat mobilitas masyarakat akan digantikan dengan akses darat yang memadai. Jalan ini diyakini akan menjadi nadi baru transportasi, sekaligus membuka pintu lebar bagi peluang kesejahteraan yang selama ini hanya bisa diangan-angankan.
“Pemerintah daerah akan memastikan perencanaan dan pelaksanaan sesuai aturan, serta tetap melibatkan masyarakat dalam setiap tahapannya,” tegas Sekda Suaidi, menandaskan komitmen Pemkab untuk tidak main-main dengan proyek vital ini.
Camat Pematangsawa, Syaifuddin Sarip, memberi penekanan soal kesiapan lahan. Ia meminta kepala pekon segera berkoordinasi dengan warga agar dokumen hibah tanah disiapkan. “Jika status lahan beres, pembangunan berjalan tanpa hambatan hukum. Jalan darat ini akan membuka akses ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga sumber daya alam di selatan Pematangsawa,” ujarnya penuh harap.
Targetnya, pembukaan badan jalan dimulai pada tahun anggaran mendatang, setelah seluruh syarat teknis dan administrasi rampung. Namun, di balik optimisme itu, masih ada kegelisahan: apakah janji ini akan sungguh-sungguh diwujudkan, atau sekadar menjadi catatan manis dalam rapat tanpa ujung?
Ketua Apdesi DPK Pematangsawa, Aprial, mewakili seluruh kepala pekon, menyampaikan rasa syukur sekaligus desakan moral. “Masyarakat kami sangat senang, bahkan bersyukur, mendengar kabar baik ini. Tapi kebahagiaan itu hanya akan sempurna bila janji benar-benar ditunaikan. Ada delapan pekon penghujung selatan Pematangsawa yang menaruh harapan penuh pada jalan ini,” ungkapnya dengan nada yang menggema seperti doa sekaligus peringatan.
Warga tahu, jalan ini bukan sekadar proyek, melainkan penentu nasib generasi mereka. Suka cita boleh bergema, namun kegelisahan tetap mengintai: akankah mereka kembali dikhianati janji, atau kali ini sejarah benar-benar berpihak pada rakyat Pematangsawa( Kurdi)