SaberPungli Com – Pemalang, Jawa Tengah .Sebuah karya sederhana namun penuh makna lahir dari tangan kecil seorang siswi kelas I di salah satu sekolah dasar di Pemalang. Karya berjudul “Antara Haus dan Hidup” masuk ke meja redaksi pada 13 September 2025, membawa pesan tentang jati diri, ingatan masa lalu, dan cinta terhadap kehidupan.
Dalam proses belajar kreatif, sang pendidik mengarahkan anak-anak untuk berani mengekspresikan imajinasi mereka. Lewat goresan dan narasi, lahirlah gambaran tentang ilmu pohon—sebagai simbol kekuatan, keteduhan, dan harapan. Kreativitas yang dipupuk sejak dini menjadi bekal anak-anak dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin sarat dengan digitalisasi.
Karya kecil ini mencerminkan kerinduan akan alam, tentang hausnya manusia akan nilai, bukan sekadar air. Anak kecil itu menuliskan keresahan dan cinta pada ekosistem, dengan bahasa polos namun sarat makna.
Karya Adik: Nur Azizah & Ibunda (Pemalang, Jawa Tengah)
Coretan Akar Pohon Indah pada Waktu Ibu
Ibu memanggil, hati tak menggigil
Satu bentangan arsiran pohonku berteduh
Dalam haus suasana desa di Watu Kumpul
Masuk fase ketenangan, sang panutan guruku
Hingga saat ini – tetap berguna
Hai guruku, memeroskan tanpa keborosan hak
Kami hadir di pagi hari, lihat pohon itu kuat
Selama masih tak ada insan pengganggu
Buat bisuku berasa menggigil, tak dapatkan nilai air
Saat ini, dapat haus…
Kekuasaan menghantui masa depanku
Sampai-sampai duduk pun berteduh hampir hilang
Sewaktu siang memanas, sedalam hak dan kewajiban
Sebagai anak kecil, “tak indah lagi”
Sudut gelisahku semakin mendera satu per satu
Keseharian hafalan Qur’an ku
Kini terus merasakan bagai hidup haus seperti pohon semangat
Sudah sore, kemasan buku ini ditutup
Semoga dapatkan air yang murni
Tanpa meroposkan ku.
Petikan naskah ini diterbitkan sebagai dasar pemahaman tentang hubungan orangtua dan anak. Ia menyiratkan bahwa “ilmu pohon” tidak akan pernah punah, melainkan terus hidup selama ditanamkan dalam keseharian. Pertanyaannya, apakah di masa depan desa dan kota masih mampu mempertahankan hijaunya pepohonan, ataukah justru kehilangan nafas kehidupan itu?
Red@Sumber-Info.Naf/St.Nur Azizah/Pemalang/Jawa Tengah