Bekasi – Saberpungli.com|
Menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024, Dandim 0507/Bekasi, Kolonel Arm. Rico Ricardo Sirait, menegaskan bahwa Netralitas merupakan harga yang tidak bisa di tawar dari bagian Tentara Republik Indonesia (TNI), baik dari Panglima tertinggi hingga Kodim beserta jajarannya dalam menciptakan kondusifitas pelaksanaan kegiatan pemilu 2024 mendatang.
“Harapan seluruh pimpinan, mulai dari Panglima TNI, sampai dengan Kasat, Pangdam, Komandan Korem dan juga dengan saya beserta jajaran, netralitas ini merupakan harga yang tidak bisa di tawar dan Kita harus memberikan keyakinan kepada warga masyarakat Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan pemilu 2024 nanti,”ujar Arm. Rico Ricardo saat wawancaranya di Podcast IWO-Indonesia pada Jumat (01/12/2023).
Arm. Rico menjelaskan, tugas utama jajaran Kodim adalah melaksanakan pembinaan teritorial sebagai satuan militer yang berada di wilayah dalam melakukan pembinaan mulai dari Komunikasi Sosial (Komsos) dan juga pembinaan yang bersifat kekuatan ketahanan wilayah.
Hal itu dilakukan Kodim 0507/Bekasi, dalam rangka mewujudkan suatu ruang kondisi, alat juang yang bersifat mendukung prosesnya pembangunan Nasional yang menciptakan kondusifitas dalam pelaksanaan pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang.
“Masyarakat bisa menjalankan dengan kondusif, dengan asasnya yaitu langsung umum dengan bebas rahasia tidak ada intervensi,”terangnya.
Selain itu, Ia mengatakan, sinergitas antara aparatur pemerintahan, baik TNI, Polri dan juga Media menjadi dasar informasi yang sah bagi masyarakat luas. Menurut Arm. Rico, masyarakat saat ini sering mendapatkan informasi dari media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat saat ini sering mendapat informasi dari medsos yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Yaa, mungkin dari 30 persen data Fakta, 70 persennya analisa yang ngawur yang tidak mendasar yang kadang-kadang bisa menimbulkan isu perpecahan dan juga bisa menimbulkan konflik, khususnya di Indonesia yang beraneka ragamnya sangat luar biasa sekali,”ucapnya.
Salah satu konflik yang saat ini berkembang adalah konflik yang terjadi di Israel dan Palestina, Arm. Rico Ricardo Sirait juga berani meyakinkan kepada masyarakat bahwa konflik di jalur Gaza antara Israel dan Palestina bukanlah peperangan agama. Hal tersebut sudah berjalan selama ribuan tahun.
“Kejadian konflik Israel dan Palestina sudah berjalan ribuan tahun yang terus berkembang sampai ke perang dunia ke dua dan akhirnya merebak sampai sekarang. Sangat di sayangkan kalau masyarakat Indonesia khususnya kota Bekasi menganggap bahwa Israel itu indentik dengan umat kristen, itu sangat kurang tepat.
“Kenapa, karena saya sudah pernah ditugaskan di perbatasan antara Israel dan Libanon pada tahun 2008 dan beberapa bulan yang lalu bulan Juni pun saya langsung berada di Israel untuk kegiatan keagamaan ziarah, Saya melihat sendiri bahwa 75 persen masyarakat Israel adalah orang Yahudi, kemudian 16 persennya adalah orang Islam, 4 persennya adalah kristen dan sisanya adalah Drus dan kepercayaan yang lain,”bebernya.
Dengan demikian, la menyayangkan terkait kejadian peperangan antara Israel dan Palestina adalah banyaknya korban warga sipil yang seharusnya tidak menjadi korban pada peperangan tersebut .
“Ini menjadi isu, yang seharusnya menjadi bagian perhatian publik Indonesia. Dengan podcast ini saya meyakinkan kepada publik jangan bawa isu yang sebenarnya tidak terjadi,”pungkasnya.
(Tim IWO Indonesia)