Sanpras SDN Sitardas 1 Memprihatinkan Kendati Menelan Anggaran Dana Bos Puluhan Juta Rupiah

Gambar: Situasi SDN 157012 Lingkungan 1 Desa Sitardas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Rabu, (4/12/2024), (Dok. Saberpungli.com).

TAPTENG, Saberpungli.com – Kondisi pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Tapanuli Tengah, khususnya yang di Desa Sitardas Lingkungan 1, Kecamatan Badiri, sangat memprihatinkan, seperti yang terpantau pada Rabu, (4/12/2024).

Sekolah Dasar Negeri 157012 Sitardas I menunjukkan kondisi yang menyedihkan dari segi sarana dan prasarana. Beberapa bangunan sekolah terlihat tanpa perawatan yang memadai.

Gambar : Daun Pintu Kelas SDN 157012 Sitardas 1.

Dalam pantauan awak media pada (29/11/2024), terlihat daun pintu, plafon, dan lantai ruang kelas dalam keadaan rusak dan tidak terawat, meskipun telah menghabiskan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang cukup signifikan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana.

Gambar: Plafon Bangunan Sekolah Rusak Tanpa Perawatan (Dok. Saberpungli.com).

Menurut data mengenai Dana Bantuan Operasional Sekolah tahun anggaran 2022, sebagian besar dana telah dialokasikan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana senilai Rp. 17.451.000.

Pada tahun anggaran 2023, kembali dialokasikan dana sebesar Rp. 14.570.000 untuk tujuan yang sama, dan pada tahun anggaran 2024, Rp. 9.842.300.

Gambar: Lantai Kelas SDN 157012 Sitardas 1

Kepala Sekolah, Jaihot Harianja, saat berbincang dengan awak media pada (29/11) lalu, tidak dapat memberikan penjelasan yang terperinci mengenai penggunaan anggaran dana BOS yang dialokasikan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut.

“Kami memastikan penggunaan dana BOS sesuai dengan petunjuk teknis dari dinas pendidikan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah mengajukan proposal permohonan rehab ringan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melalui dinas pendidikan.

“Kami telah mengajukan proposal untuk rehab ringan melalui dinas pendidikan kabupaten,” tambahnya.

Di sisi lain, beberapa warga setempat mengeluhkan kondisi akses jalan menuju sekolah.

“Akses jalan menuju sekolah sangat memprihatinkan, terutama saat musim hujan, sulit dilalui kendaraan karena penuh lumpur,” keluh seorang warga setempat.

Salah satu tenaga pendidik dari Barus juga merasakan kesulitan akibat kurangnya akses jaringan internet di sekolah tersebut.

“Di sekolah ini, kami kesulitan karena tidak ada jaringan internet, jadi sulit menggunakan perangkat yang memerlukan akses online,” kata seorang guru yang enggan menyebutkan namanya.

Beberapa tenaga pendidik lainnya juga menyampaikan keluhan mengenai minimnya fasilitas toilet di sekolah.

“Di sini tidak ada kamar mandi atau toilet, jadi kami harus mencari semak belukar untuk buang air,” tutupnya. (Tim/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *