TAPSEL, Saberpungli.com – Pembangunan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Angkola Sangkunur telah menjadi sorotan publik akibat dugaan keterlibatan oknum dalam proyek tersebut yang merugikan negara, (3/11/2024).
Proyek ini berawal dari anggaran yang dialokasikan pada tahun 2023, namun saat ini menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi manajemen maupun kualitas bangunan. Melalui berita ini, kami akan mengupas lebih dalam tentang isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan sekolah ini serta dampaknya terhadap pendidikan dan sumber daya negara.
Proyek pembangunan gedung SMP Negeri 4 Angkola Sangkunur dimaksudkan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan di wilayah tersebut.
Dengan anggaran yang signifikan, diharapkan proyek ini mampu menyediakan ruang belajar yang layak bagi siswa. Namun, sejak awal pelaksanaan, masalah telah muncul yang menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan dan transparansi dalam proyek ini.
Banyak warga yang mengharapkan bahwa proyek ini dapat mendukung pendidikan anak-anak mereka, tetapi kekhawatiran mulai memuncak seiring dengan kondisi fisik bangunan yang kini terlihat tidak memadai.
“Bangunan sekolahnya pada Miring dan retak padahal baru di bangun tahun 2023 lalu” ungkap salah satu warga
Tak sampai disitu Iskandar Hasibuan, Plt Kepala Sekolah SMP Negeri 4, telah melontarkan tuduhan serius mengenai keterlibatan wartawan dalam proyek ini. Ia menyatakan bahwa struktur bangunan mengalami kerusakan dan kegagalan konstruksi, yang diduga akibat kurangnya keahlian yang diperlukan.
“Itukan Proyek yang di kerjakan wartawan sudah pada miring dan retak, dan pernah juga di bongkar namun tetap juga kembali tidak memuaskan”Ujarnya
Iskandar menegaskan bahwa meskipun tidak mengungkapkan nama wartawan yang dimaksud, ia percaya bahwa oknum tersebut bertanggung jawab atas kondisi tersebut.
“Saya tidak tau nama Wartawannya namun menurut informasi yang pastinya proyek tersebut di kerjakan wartawan” tegasnya
Tuduhan ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai peran media dalam proyek pembangunan dan tanggung jawab profesional yang seharusnya diemban.
Berdasarkan pengamatan, kondisi fisik bangunan SMP Negeri 4 sangat memprihatinkan. Terdapat banyak area yang mengalami keretakan dan kemiringan yang mencolok, menandakan adanya masalah struktural yang serius.
Fenomena ini menjadi indikasi bahwa proyek ini mungkin dikerjakan dengan cara yang kurang profesional dan sembarangan, yang dapat mengancam keselamatan siswa. Kehadiran papan informasi proyek juga tidak ditemukan, yang semakin meningkatkan kecurigaan bahwa ada yang tidak beres dalam pelaksanaan pembangunan ini.
Pembangunan SMP Negeri 4 Angkola Sangkunur didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan total anggaran yang cukup besar. Beberapa rincian anggaran mencakup pembangunan ruang kelas baru dan laboratorium dengan total yang mencerminkan investasi pemerintah.
Namun, dengan kondisi bangunan yang buruk, banyak yang mempertanyakan efektivitas penggunaan dana tersebut dan bagaimana transparansi dalam pengelolaannya. Hal ini juga menimbulkan keraguan tentang apakah dana tersebut telah digunakan secara tepat dan sesuai peruntukannya.
Pentingnya pengawasan dari Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi sorotan dalam kasus ini. Keterlibatan dan pengawasan yang memadai sangat diperlukan untuk memastikan setiap proyek berjalan sesuai rencana dan standar yang ditetapkan. Namun, hingga saat ini, Kepala Dinas Pendidikan belum memberikan tanggapan resmi terhadap tuduhan yang beredar. Tindakan yang diambil oleh pihak berwenang diharapkan dapat memberikan kepastian dan kejelasan mengenai situasi ini.
Langkah selanjutnya yang diharapkan adalah adanya investigasi menyeluruh terkait proyek pembangunan ini. Penegakan hukum harus diberlakukan jika terbukti ada unsur penyelewengan atau kelalaian.
Masyarakat setempat juga mengharapkan adanya transparansi dari pemerintah dalam penanganan proyek ini. Dengan demikian, diharapkan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang, dan setiap proyek pembangunan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
“Semoga Pembangunan Gedung tersebut segera di audit kembali karena mengingat biaya pembangunannya cukup signifikan namun tidak memuaskan” tutup warga yang tidak ingin menyebutkan namanya. (Red).