Lampung Utara || Suara Nusantara
Terkucurnya dana desa dari pemerintah pusat yang bersumberkan dari APBN tahun 2022 dan 2023 yang kegunaannya untuk pemerataan ekonomi dan kemajuan masyarakat desa, tak terkecuali desa Talang Bojong kecamatan Kota Bumi kabupaten Lampura. Sabtu,(16/03/2024)
Namun kucuran dana Desa yang dikucurkan untuk Desa Talang Bojong kecamatan Kota Bumi disayangkan bukannya diperuntukkan sebagaimana mestinya, diduga banyak dana desa diselewengkan oleh Kepala Desa untuk memperkaya dirinya.
Dalam hasil tim investigasi media ini banyak sekali kejanggalan dalam kegunaan anggaran dana desa tahun 2022 dan 2023 yang tidak sesuai penyalurannya diduga banyaknya di markup atau dikorupsi.
Salah satunya anggaran dana COVID-19 di tahun 2022.
Pasalnya, meski wabah covid 19 tersebut telah meredam, namun rupanya Pemdes setempat masih menggelontorkan anggaran untuk Covid19 tersebut hingga nyaris menginjak angka puluhan juta pada tahun 2022 lalu.
Anggaran tahap ketiga di tahun 2022 yang tidak sedikit itu diperuntukkan pada belanja untuk operasional Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 di Desa (Posko Covid19) Rp39.300.000, penyemprotan cairan disinfectan sesuai keperluan Rp10.650.000, Edukasi dan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Pandemi Covid19 (Kegiatan Vaksin) Rp 22.100.000, untuk Operasional Pos Kesehatan Desa (PKD)/Polindes Milik Desa Lainnya (Pengadaan Alat Kesehatan) Rp16.367.760,
Namun, nampaknya realisasi pada anggaran beberapa item tersebut tidak diketahui masyarakat setempat, sehingga diduga terjadinya Fiktif atau penyelewengan anggaran yang berpotensi pada tindak pidana korupsi.
Perihal tersebut seperti dikatakan seorang warga masyarakat yang namanya tidak ingin disebutkan, pria tersebut mengaku pada wartawan jika tahun 2022 silam Covid19 telah hengkang alias musnah dari Desa Talang Bojong.
Tahun 2022 kemarin ya sudah tidak ada lagilah bang Covid19, sudah aman semua sepengetahuan saya,” kata Pria yang menjadi sumber media ini. Sumber ini mengungkap, seingatnya tahun lalu (2022) tidak ada lagi kegiatan covid 19 .
“Seingat saya udah tidak pernah lagi penyemprotan disinfektan yang kerumah rumah,atau pembagian alat cuci tangan, Hand Sanitizer seperti Sekertariat covid 19 juga emang tidak ada lagi,sosialisasi tentang Covid 19 juga tidak ada lagi ya karna emang tahun kemaren sudah aman tidak ada covid lagi, kalau waktu jaman marak nya Covid-19 tahun 2020-2021 iya ada penyemporatan desinfektan,ke rumah rumah pembagian alat cuci tangan, sosialisasi tentang Covid 19 sekretariat Covid 19,tapi kalau tahun 2022 tidak ada lagi lah,” ujarnya kepada media ini.
Untuk berimbangnya pemberitaan, media ini sudah mencoba konfirmasi Kepala Desa (Kades) Talang Bojang, Edy melalui telepon dan whatsapp untuk mempertanyakan kegiatan di tahun 2022 dan 2023, saat di konfirmasi kades menjawab sudah direalisasikan sesuai perintukannya.
“Iya itu udah saya realisasikan kalau enggak saya realisasikan juga enggak mungkin saya bisa dapat mengajukan kembali anggaran lagi,” ungkap kades Edi Talang Bojong mengonfirmasi media ini.
Selain item Covid19, Pemdes Talang Bojong pada tahun 2022 juga menganggarkan pembangunan jembatan Desa (Pondasi Jembatan Gantung) Rp81.363.000, Jembatan Desa (Jembatan ) Rp116.126.500, Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain) (Galian Parit ) Rp11.220.000.
Sedangkan pada tahun 2023 Desa Talang Bojong meganggarkan kegiatan pembangunan Gedung Balai Desa/Balai Kemasyarakatan (Pembangunan Gedung MCK 1 Pintu (1 Unit) Rp22.819.900, Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain) (Gorong2 Plat Beton Uk. 1×0,5×6,5 M (2 Unit) Rp27.663.600, Pembangunan Jalan Usaha Tani (Rabat Beton 251×1,5 M) Rp42.947.500, Jalan Desa (Pembangunan Jalan Lapen (Panjang 341 M Lebar 2,50 m) Rp90.637.000,
Beberapa kegiatan pembangunan yang ada di Desa Talang Bojong diduga dibangun asal-asalan yang disunyalir ada indikasi korupsi untuk mencari keuntungan pribadi oleh Kadesnya.
Masyarakat setempat juga menyebutkan, pembangunan fisik di desa Talang Bojong dibangun asal-asalan, seperti lapen rabat beton yang baru dibagun tapi sudah mengelupas.
“Iya coba abang liat sendri bang, pembangunan pembangunan yang ada di desa Talang Bojong seperti lapen rabat beton itu kekuatan nya tidak kuat bang sekarang aja udah banyak yang mengelupas atau hancur,” ungkap narasumber tersebut.
Guna mengungkap indikasi penyelewengan tersebut, kini awak media tengah berupaya melakukan konfirmasi terhadap Inspektorat Pemkab Lampura maupun Aparat Penegak Hukum melalui Kejaksaan Negeri dan Tipikor Polres setempat.
(Team)